Selasa, 13 Desember 2011

GLADEN GREBEG

Judul : GLADEN GREBEG - 2000

Media : acrilyc di atas kain 50 X 70cm

Disajikan di Gallery Bandung - 11-14 Juli 2000

Konsep karya :

Acara ritual sudah merupakan bagian dari tata kehidupan masyarakat dan dilakukan untuk menandai sesuatu peristiwa atau kepentingan dari rangkaian kehidupan. Rangkaian upacara dengan segala peranti serta urutannya, merupakan sebuah pernyataan yang ditujukan sebagai satu wujud adanya jalinan/hubungan antara yang wadag dan tan wadag. Ini semua dibangun melalui hasil cipta-karsa yang berpijak pada nilai - norma adat yang berlaku temurun.

Kehidupan yang telah dibingkai oleh budaya dan dilengkapi dengan norma adat, bukanlah sesuatu yang mengekang dalam mengisi dan menjalankan tatanan yang telah menjadi kesepakatan. Perjalanan kehidupan manusia sebenarnya tak lepas dari pengaruh alam dan lingkungan sosialnya serta sangat terkait dalam ruang dan waktu. Bagi masyarakat yang kukuh dengan budaya adatnya serta tingkat kepedulian terhadap kebersamaan, berbagai perilaku mau pun kinerjanya pun cenderung diarahkan pada kebersamaan. Kenyataan tersebut lebih nampak lagi saat keperluan ritual mesti dilakukan karena sudah menjadi bagian melekat dari tatanan yang ada.

Berkaitan dengan keperluan ritual itu pulalah, sebuah kegiatan menjadi satu daya tarik tersendiri. Bagi kalangan masyarakat Jawa, upacara ritual sering dilakukan dengan kemasan yang cukup unik dan berbeda untuk setiap. Upacara tersebut, sering dilakukan oleh para kerabat kraton bersama masyarakat kitarnya serta dilaksanakan pada waktu tertentu. Salah satu upacara itu adalah; grebeg mulud; satu jenis acara ritual saat menyongsong datangnya bulan Mulud yang dinilai sebagai bulan yang mengisaratkian penuh makna dan digelarnya Sekaten. Apa yang muncul dari acara tersebut adalah kekhusukan dalam setiap rangkaian acaranya; ada sesaji, ada gunungan, pusaka, serta pasukan kraton.

Rangkaian acara yang demikian padat itu nampaknya memerlukan adanya sinergi diantara para pelakunya. Berkaitan dengan itu, salah satu dari wujud pelaksanaan acara agar sempurna adalah dilakukannya pelatihan atau gladi. Pada saat gladi inilah saya mengangkatnya sebagai objek lukisan dengan teknik penggamaran merujuk pada konsep wayang beber. Paparan perupaan pada karya ini condong menekankan alur naratif yang digambarkan dengan suatu raut dengan menerapkan ruang mendatar.

Susunan maupun penataan objek dirangkai dengan latar belakang berupa gerak awan serrta deraian dari umbul-umbul. Adegan yang diangkat sebenarnya hanya sebagian dari sekumpulan pelaku upacara, ada kekhususan menjadi demikian bermakna pada adegan tersebut. Sosok prajurit kraton berikut segala atributnya termasuk lengkapan yang mereka bawa adalah bagian dari kelengkapan upacara yang dilakukan dalam kebersamaan. Kesan paling mengguat dari suasana itu ada pada kekhususkan yang dipadu dengan warna peradatan.